Ambil S2 program Master by "Research" atau "Coursework" ya?

 Ambil S2 program Master by "Research" atau "Coursework" ya?

Terkadang, banyak lulusan Sarjana/ S1 di Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan tanpa perencanaan mendalam: “Pokoknya saya mau kuliah magister/Master (S2) ke luar negeri !”. Setelah mendaftar dan ternyata diterima, tidak jarang dari mereka yang panik karena tidak mengetahui perbedaan master by research dan coursework.

APA PERBEDAAN MASTER BY RESEARCH DAN COURSEWORK?

Pada dasarnya, program master/magister (S2) di luar negeri terbagi menjadi dua tipe: research dan coursework.

MASTER BY RESEARCH

Di perkuliahan ini, selama 2 tahun masa kuliah mahasiswa akan difokuskan pada riset. Oleh karena itu jika ditanya, “kapan mulai tesis?” jawabannya adalah: sejak hari pertama menginjakan kaki di kampus! Di hari itulah para mahasiswa sudah memulai kegiatan riset untuk keperluan tesis.

Para mahasiswa dalam tipe program master ini hanya diminta kuliah seperlunya saja untuk menunjang keperluan riset, tidak sampai 20-an SKS per semester. Seperti ketika contoh pada sebuah perguruan tinggi di Jepang, master by research, per semester hanya diminta untuk mengambil 3 mata kuliah.

MASTER BY COURSEWORK

Bagaimana dengan coursework? Jenis program master ini dapat dikatakan sama persis dengan tata cara ketika kita kuliah S1. Dalam tipe ini, para mahasiswa tetap diminta untuk datang ke kelas, mengerjakan tugas, ujian, dan seterusnya.

Biasanya, para mahasiswa baru memulai tesis mereka di semester terakhir. Di beberapa negara, master by coursework ini bisa diselesaikan dalam waktu hanya 1 tahun, seperti di Australia, UK, atau Belanda.

BAGAIMANA MENENTUKAN PILIHAN YANG TEPAT?

Ingat ya, Para Penuntut Ilmu ! Memilih negara itu sangatlah penting. Bukan hanya agar dapat selfie di Capacodia, cari istri orang Brunei, atau bisa umroh gratis bahkan haji. Tetapi, lebih karena berbeda negara, berbeda pula kebijakan mengenai dua tipe program S2 ini: master by research atau coursework.

Misalnya, di Jepang, Korea Selatan, atau Taiwan. Pada umumnya, di negara Asia Timur ini program master yang dilaksanakan adalah program master by research. 

Contohnya adalah ketika (sebut namanya) fulan, saat melanjutkan studi di Jepang. Kegiatan akademik yang fulan lakukan seperti layaknya orang bekerja kantoran. Masuk “ruang kerja” pada pukul 08.00 dan berakhir pukul 17.00. Keseluruhannya fulan lakukan di laboratorium. Pengecualian hanya terjadi pada saat ada perkuliahan dan para mahasiswa diizinkan untuk tidak berada di lab. Di sana hampir tidak ada opsi untuk selain master by Research ini, kecuali beberapa program yang memang di-setting berbeda, seperti program master public policy di GRIPS.

Beberapa negara ada yang memberikan opsi untuk para mahasiswanya terkait dengan program master yang akan diambil, apakah dilakukan dengan tipe research atau coursework. Seperti di Brunei, Aussie atau UK.

Salah satu universitas di Brunei Darussalam yang memberikan pilihan ini adalah UNISSA. Di universitas ini, terdapat pilihan untuk mengambil master by coursework atau master by research

Terkait nama gelar yang nantinya disematkan setelah lulus, tentu seperti sudah kita tekankan sebelumnya bahwa berbeda negara, berbeda pula kebijakan yang diterapkan. Di Singapura contohnya, untuk program coursework, gelar yang diberikan adalah M.Sc. Sedang program research, gelar yang diberikan adalah M.Eng. Sebaliknya di USA, program coursework gelarnya adalah M.Eng, sedang program research gelarnya adalah M.Sc.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MASTER BY RESEARCH ATAU COURSEWORK

Terakhir, apa saja pertimbangan yang harus dilakukan mahasiswa untuk pada akhirnya memilih tipe program master? Berikut kelebihan dan kekurangan kedua program ini:

MASTER BY RESEARCH

Kelebihan:

Output yang diminta adalah minimal membuat 1-2 paper atau conference, karena memang mahasiswa diminta untuk fokus melakukan riset.

Pengalaman riset yang dilakukan pada program master ini akan sangat berguna jika mahasiswa tersebut berminat untuk melanjutkan studi doktoral (Ph.D program).

Kekurangan:

Lemah dalam basic concept! Hal ini akan terjadi jika mahasiswa tidak memiliki tingkat keilmuan yang mendalam ketika menjalani studi S1, atau topik riset dalam program master yang dilakukannya adalah studi lintas bidang kelimuan.

Misalnya, jika seseorang bidang keilmuan S1nya adalah material, dan pada jenjang S2 ia mengambil bidang keilmuan biomaterial. Dalam hal ini, ia akan mengahadapi betapa ia sangat kurang di basic ilmu biologinya, terutama ketika ia menjalankan riset.

MASTER BY COURSEWORK

Kelebihan:

Ilmu yang akan didapatkan akan sangat mendalam. Beberapa produk master by coursework seperti ini adalah Ferry Anggoro Ardy Nugroho yang sekarang jadi pakar nanoteknologi di Swedia. Ferry mengambil program master Erasmus Mundus dalam bidang nanoteknologi. Dari sumber penulisan, Ferry saat S1 sangat buta terhadap nanoteknologi, tetapi sekarang sudah sangat jauh berbeda.

Kekurangan:

Exposure riset yang kurang. Agak sulit mengharapkan mahasiswa dalam program master by coursework dapat menghasilkan output sebuah paper international, jelas karena apa yang ia lakukan kebanyakan berada di kelas dan menjalani perkuliahan.

Sudah menjawab kebingunganmu? Siap. 

Kita doakan Semoga Allah senantiasa memudahkan jalanmu dalam menuntut ilmu.

*tulisan disadur sepenuhnya dari blog Schoters

Komentar

  1. Jaman sekarang Research work lebih unggul karena untuk menambal kekurangan dari memahami basic concept bisa didapatkan dari YouTube dan buku2 perpustakaan

    BalasHapus

Posting Komentar