Kuliah di Sudan: Permata dengan Dua Nil

Kuliah di Sudan: Tambang Permata Ilmu dengan Dua Nil

Sudan merupakan salah satu negara yang ada di kawasan Timur Tengah yang letaknya berada di bagian timur laut benua Afrika. Negeri ini merupakan negeri pertemuan dua kebudayaan yaitu Arab dan Afrika, dan di negeri inilah terdapat pertemuan dua Sungai Nil yaitu Nil Putih dan Nil Biru.

 

Dakwah Islamiyah masuk ke Sudan pada tahun 31 H pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab melalui Gubernur Mesir ‘Amr bin Ash. Pemimpin ekspedisi tersebut adalah sahabat Abdullah bin Sa’ad bin Abi al-Sarh, diamanahkan untuk berdakwah yang merupakan perintah oleh Sahabat ‘Amr bin Ash. Beranjak dari Mesir Sahabat Abdullah bin Sa'ad hanya sampai di wilayah Donggola dan menaklukan kerajaan tersebut. Sebagian pakar sejarah menyebutkan, bahwa Sahabat Abdullah bin Sa’ad bin Abi al-Sarh wafat dan dikebumikan di donggola. Adapula yang mengatakan bahwa Sahabat Abdullah bin Sa’ad bin Abi al-Sarh kembali ke Mesir atau melanjutkan perjalanan ke wilayah Syam. Sepeninggalan beliau, Islam telah diperkenalkan dari Aswan hingga Sudan Syimaliah.

Khalwah: Sebagai metode pendidikan dasar

Terlepas dari konflik yang melanda Sudan modern, sejak dahulu negeri ini banyak menyimpan mutiara-mutiara yang tidak banyak diketahui oleh banyak orang. Salah satunya adalah tradisi dan metode menghafal Alquran yang ada di Sudan kuno, yang terdapat di berbagai daerah yang ada di Sudan hingga saat ini. Tempat menghafal Alquran di Sudan ini disebut dengan Khalwah, semacam pondok yang menampung santri-santri sejak usia dini untuk menghafal Alquran. Metode ini telah ada dari sejak generasi salafush sholih di wilayah tersebut.

Kebanyakan santri-santri yang menghafalkan Alquran di tempat Khalwah ini, masih kisaran usia anak sekolah dasar sampai dengan usia sekolah menengah pertama. Dimana dalam menghafal Alquran di tempat Khalwah tersebut, santri tidak hanya diuji secara lisan untuk menyetorkan hafalannya. Akan tetapi juga dengan menuliskan hafalannya di atas papan kayu berbentuk persegi panjang, hal tersebut dilakukan supaya hafalannya semakin kuat dan tidak mudah hilang sekaligus belajar untuk menulis.

Para da’i mendidik, mengajarkan, dan menyebarkan ajaran Islam di negeri Sudan memalui khalwah hingga keterlibatan di pemerintahan sehingga Islam diterima secara utuh oleh masyarakat Sudan, tidak hanya soal hidup individu tetapi juga menata pemerintahan. Sejarah tidak mencatat secara pasti keberadaan khalwah pertama atau bahkan penemu metodenya di Sudan yang menggunakan qalam (pena), mimsah (alat hapus), amar (tinta), dawah (tempat tinta), dan lauh (papan) sebagai alat untuk menghafalkan ayat suci al-Qur’an atau menghafal pelajaran di masa itu, namun metode penggunaan alat-alat tersebut masih lestari digunakan ulama Sudan hingga kini.

Riwayat Bacaan Al Qur'an

Ulama Sudan di wilayah Donggola lebih banyak meriwayatkan al-Qur’an dengan riwayat qira’at Imam Wars dari Imam Nafi’, terutama saat masa pemerintahan kerajaan Sinar. Wilayah lain yang juga lebih dominan dengan riwayat Imam Wars adalah wilayah Darfur, sedangkan wilayah yang lain lebih banyak meriwayatkan qira’at Imam Duri dari Imam Abu Amr. Al-Qur’an riwayat qira’at Imam Hafs dari Imam Ashim masuk ke Sudan setelah adanya pengharusan Khilafah Usmaniyah Turki yang pencetaan al-Qur’an dan penyebarannya di Sudan, namun kenyataan di lapangan, hanya sebagian yang menggunakan qira’at Imam Hafs.

Sanad al-Qur’an dengan riwayat Imam Wars dan Imam Duri sangat kuat di Sudan sampai-sampai dipesankan agar tetap pada riwayat tersebut.

Kehidupan bermazhab

Mazhab Maliki menguasai wilayah Mesir hingga Maroko sejak akhir kurun 8 M sebelum berdirinya kerajaan Islam Sinar atau kerajaan Funj di Sudan. Saat itu, Dinasti Umayyah di akhir keruntuhannya menjadikan Andalusia masyarakatnya bermazhab Maliki. Namun pada kurun 9 M, mazhab Syafi’i mendominasi Mesir, menggeser mayoritas mazhab Maliki, sehingga mazhab Maliki masih mendominasi di wilayah Andalusia hingga wilayah selatan Afrika, selain Mesir.

Sudan masa itu, yakni masuk masa pemerintahan Kerajaan Sinar, masih lebih didominasi oleh mazhab Maliki, sedangkan madzhab Syafi’i hanya sedikit, misalnya Syekh Muhamad bin Qadam al-Kimani al-Mishri yang memiliki murid Syekh Abdullah A’araki, Syekh Abdurrahman, dan al-Qadi Dasyin al-Syafi’i, bahkan mufti pada saat itu dengan berfatwa dua mazhab, sekalipun mazhab Syafi’i terhitung minoritas, misalnya mufti Syamat bin Adlan al-Syayiqi.

Selanjutnya, mazhab Maliki menjadi pilihan masyarakat pribumi, maka dilihat dari sejarah inilah pengaruh keilmuan bermadzhab maliki di Sudan menjadi bagian dari keseharian dan pengambilan keputusan hukum, bahkan hingga ke hukum pemerintahan yang saat itu Kerajaan Sinar sangat kuat dan jaya, sehingga masih lestari mazhab maliki hingga saat ini, sedangkan mazhab yang lain hanya di sebagian daerah tertentu.

Mengapa memilih Sudan sebagai tempat melanjutkan belajar?

  1. Banyaknya pilihan perguruan tinggi yang membuka berbagai jurusan ilmu-ilmu keislaman.
  2. Adanya kebebasan yang positif dari pemerintah setempat kepada mahasiswa dalam pola pikir, bermanhaj dan menyatakan pendapat dalam menerapkan ilmu agama (hal yang tidak kamu temukan di lingkungan negara timur tengah lain, bermanhaj dalam belajar akan sangat dikekang).
  3. Destinasi yang tepat bagi pelajar yang ingin mendalami ilmu-ilmu syariat.
  4. Lingkungan kondusif untuk pembelajaran bahasa arab Fushah, karena bahasa arab penduduk Sudan dikenal sebagai bahasa yang mendekati fushah.
  5. Banyaknya halaqah-halaqah ilmiy di luar kampus.
  6. Lingkungan Internasional yang divergen. Pusat pertemuan mahasiswa dunia khususnya dari benua asia dan afrika.
  7. Hubungan emosional yang dekat antara dosen dan mahasiswa, memungkinkan mahasiswa berdiskusi di luar kampus
  8. Sistem Perkuliahan dengan Absensi yang Ketat, sehingga menuntut mahasiswa untuk aktif kuliah. (empat kali tidak hadir tanpa keterangan, tidak dapat mengikuti ujian).
  9. Adanya Kafilah Dakwiyah (KKN), sebagai sarana pengabdian dan pengamalan ilmu di berbgai kota di Sudan.
  10. Adannya pembelajaran penulisan dan kewajiban membuat paper dan skripsi, sehingga meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam metode penelitian dengan penulisan berbahasa arab.
  11. Lingkungan yang kondusif untuk melatih kesederhanaan, kesungguhan, kesabaran, keikhlasan, dan keistiqomahan dalam menuntut ilmu.

Pilihan Jalur penerimaan masuk dan Universitas-universitas di Sudan

1. International University of Afrika (IUA)

sumber gambar: Sidik Mustaqim

International University of Africa (IUA, dalam bahasa arab: جامعة افريقيا العالمية) merupakan kampus mayoritas mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikannya di Sudan. Ia terletak di ibu kota Khartoum. Perkuliahan seluruhnya disampaikan menggunakan bahasa Arab yang fushah. 

Kulliyyat al-Syarî‘ah wal Qonun (Fakultas Syariah dan ilmu Hukum) mengambil pilihan studi di fakultas ini difokuskan pada pembelajaran hukum Islam dan hukum kontemporer. Fakultas ini bertujuan mencetak tenaga-tenaga di bidang hukum, da’wah dan cendekiawan Muslim untuk memenuhi kebutuhan zaman. Jurusan yang bisa diambil antara lain: prodi Syariah dan prodi Hukum.

Kulliyyat al-Dirâsât al-Islâmiyyah (Fakultas Studi Islam) mengambil pilihan studi di fakultas ini difokuskan pada pembelajaran hukum Studi Islam, da’wah dan informatika modern. Fakultas ini bertujuan mencetak tenaga-tenaga di bidang Studi Islam dan Juru da’wah cendekiawan Muslim yang memenuhi kebutuhan ummat. Jurusan yang bisa diambil antara lain: Prodi Tafsir & Ilmu Qur’an, Prodi Sunnah & Ilmu Hadist, Prodi Aqidah & Pemikiran Islam, Prodi Da’wah & Sirah Nabawiyah.

Adapun pilihan jurusan pada Kulliyyat al-Tarbiyah (Fakultas Ilmu Pendidikan) adalah: prodi Pendidikan Bahasa Arab. Dan pada  Kulliyyat al Adab (Fakultas Adab) terdapat jurusan Sastra Arab

Kampus ini menyediakan asrama baik bagi mahasiswa maupun mahasiswi. Yang unik dari kampus ini adalah kegiatan-kegiatan wajib mahasiswa selain perkuliahan dengan absensi yang ketat, yaitu kegiatan yang dilaksanakan di luar kegiatan belajar mengajar yang menjadi syarat untuk mengambil ijazah ketika lulus nanti. Diantaranya adalah Usbul Qur’an, Mukhoyyam, dan Qofilah Dakwiyah.

Usbul Qur’an adalah kegiatan sebelum masuk kuliah di tahun ajaran baru, dan menjadi pertanda sebagai awal aktifnya kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan ini, para mahasiswa dan mahasiswi membaca Alquran di masjid kampus, selama satu minggu penuh dari jam tujuh sampai dzuhur. Pada kegiatan ini, para mahasiswa juga mendapatkan mushaf Alquran secara gratis dari kampus, yang merupakan hibah dari salah satu percetakan Alquran terbesar di Afrika, yaitu Darul Mushaf.

Kegiatan lainnya yang wajib dilakukan mahasiswa IUA adalah mengikuti Mukhoyyam. Mukhoyyam atau bisa disebut dengan berkemah adalah kegiatan selama satu minggu yang diadakan oleh kampus, dan diperuntunkan bagi mahasiswa IUA, di mana semuanya difasilitasi oleh kampus. Pada masa penulis, kegiatan ini dilaksanakan dibekas markas latihan militer Sudan, namun sekarang dilakukan di perkebunan milik kampus yang biasanya dilaksanakan di pertengahan liburan semester satu.
Dalam kegiatan Mukhoyyam ini, para mahasiswa juga diwajibkan mengikuti seluruh kegiatan yang ada didalamnya. Mulai sholat jamaah, membaca Alquran setelah subuh, kemudian seminar-seminar yang diadakan setiap hari, serta beberapa kegiatan lainnya, dimana setiap kegiatan selalu ada absensi yang begitu ketat. Selama kegiatan ini, mahasiswa tidak diperbolehkan keluar dari radius yang telah ditentukan. Kalau ketahuan keluar dari radius yang ditentukan, maka wajib mengulangi kegiatan tersebut pada tahun berikutnya.

Kemudian yang terakhir adalah kegiatan Qofilah Dakwiyah atau Kuliah Kerja Nyata. Kegiatan ini biasanya dilakukan di liburan semester 6 bagi mahasiswa dan liburan semester 5 bagi mahasiswi. Semua biaya kegiatan inipun ditanggung oleh kampus, mulai dari transportasi, akomodasi dan lain sebagainya selama menjalani kegiatan tersebut. Kegiatan yang dilakukan selama 21 hari ini, pihak kampus mengirimkan para mahasiswanya ke pelosok-pelosok daerah yang ada di Sudan. Untuk berdakwah dan belajar kehidupan dari masyarakat Sudan.
Biasanya satu kelompok Qafilah Dakwiyah diisi sekitar 40 sampai 60 mahasiswa, dengan didampingi beberapa musyrif atau pembimbing untuk mengkontrol kegiatan selama berada di daerah yang menjadi tempat Qafilah. Di kegiatan inilah, para mahasiswa dituntut untuk mengamalkan ilmunya langsung ke masyarakat. Mulai dengan berdakwah dan mengajar, serta berbaur dengan masyarakat setempat. Selama 21 hari, para mahasiswa dibagi ke beberapa kelompok lagi dan kemudian setiap paginya dikirim ke beberapa lembaga pendidikan untuk mengajar dan mengisi ceramah-ceramah selepas maghrib. Para mahasiswa dikirim ke masjid-masjid untuk berceramah di depan masyarakat Sudan setelah sholat maghrib sesuai masjid yang ditentukan.

Untuk lulus dari kampus IUA, juga ada syarat-syarat wajib lainnya yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar di kampus. Yaitu menulis karya ilmiah atau skripsi, ujian hafalan Alquran dan nilai akademik yang sesuai standard yang sudah ditentukan oleh kampus. Dan bagi mahasiswa strata satu yang mempunyai nilai akademik bagus ketika lulus, kampus biasanya memberikan tawaran beasiswa untuk melanjutkan studi pascasarjana dengan beberapa ketentuan yang berlaku.

Semenjak berdiri, kampus IUA mengalami perkembangan yang begitu pesat, terutama dalam bidang infrastruktur dan bertambahnya berbagai fakultas dan institut, serta asrama mahasiswa. Kampus ini juga mempunyai sebuah institut yang fokus pada pengajaran bahasa Arab, dengan metode yang mempermudah mahasiswanya supaya cepat menguasai bahasa Arab. Yaitu Institute For Arabic language atau Ma’had Lughoh Al-Arabiyah.
Para mahasiswa yang belajar di Ma’had Lughoh biasanya adalah mereka yang tidak lulus ujian seleksi masuk kampus, sehingga diwajibkan belajar satu tahun di Ma’had Lughoh sebelum masuk ke kuliah. Selain para mahasiswa yang tidak lulus ujian masuk kampus untuk langsung mengikuti perkuliahan, Ma’had Lughoh ini biasanya juga diisi oleh orang-orang yang ingin belajar bahasa Arab supaya lancar  berbicara bahasa Arab.

Bagi para alumni IUA, salah satu keistimewaan kampus ini adalah pengantar kuliah yang menggunakan bahasa Arab fusha. Banyak alumni IUA yang kini tersebar diberbagai penjuru Indonesia, dan diantara mereka banyak yang menjadi dosen, akademisi, pengasuh pesantren dan lain sebagainya.
*Tulisan mengenai profil IUA di atas, disadur dari tulisan Nur Hasan. Mahasiswa Islamic Studies International University of Africa, Republic Sudan, 2017. Sekarang tinggal di Pati, Jawa Tengah.

Bagaimana cara mendaftar?

1. Pelajar dari Indonesia dapat mendaftar ke Internatioal University of Africa (IUA) dengan dibantu oleh Ikatan Mahasiswa Indonesia (IMI) IUA (klik di sini)
Info administrasi,biaya kehidupan,berkas,jurusan dan untuk informasi lengkap silahkan hubungi nomor tertera :
  • Ikhwan : (https://wa.me/+6281329928911)
  • Akhwat : (https://wa.me/+6282136364546)
  • PDF Biaya Tetap Kuliah Calon Mahasiswa Baru asal Indonesia (klik di sini).
  • 2. Pelajar dari Indonesia dapat langsung mengajukan pendaftaran melalui web pendaftaran resmi kampus: https://admission.iua.edu.sd/

    3. Pelajar dari Indonesia menghubungi kakak kelas/seniornya yang sudah berada di IUA, untuk didampingi melakukan pengajuan pendaftaran ke kampus via Online sekaligus memantau jadwal pendaftaran dibuka.

    4. Atau Pelajar dari Indonesia dapat memanfaatkan Perjanjian kerjasama, Nota Kesepakatan atau MoU (Memorandum of Understanding) antara IUA dengan Lembaga yang ada di Indonesia mengenai rekruitmen Mahasiswa Baru IUA yang berasal dari lembaga-lembaga tersebut. 
    Contoh lembaga di Indonesia yang sudah memiliki MoU dengan IUA antara lain: 
    • IKPM (Ikatan Keluarga Pondok Modern Gontor) Sudan, 
    • PCI Muhammadiyah Sudan, 
    • PCI NU Sudan, 
    • PCI Persis Sudan, 
    • PIP PKS Sudan, 
    • Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta, 
    • Ponpes Modern Darunnajah Ulujami, 
    • Ponpes Husnul Khotimah, 
    • STIBA Ar rooyah, 
    • Ma'had Al Irsyad, 
    • Wahdah Islamiyah Sudan, 
    • Ponpes Al Buruj, 
    • Ponpes Al Fatah, 
    • Ponpes Al Ikhlas, 
    • IKAS Daar El Qolam, 
    • KMF (Keluarga Mathole Falah)
    • FALMA (Formum Aktifitas Alumni ma'ahid) Sudan, 
    • Murasalah melalui syeikh Muhammad Thayyib, 
    • Murasalah melalui QAI (ustadz Adi Hidayat), dll.


    Dokumen yang dibutuhkan pada saat mendaftar:
    • Ijazah dan Terjemahannya.
    • Transkrip Nilai dan Terjemahannya.
    • Passport.
    • Pasfoto.
    Persyaratan pendaftar:
    • Melakukan pendaftaran dan dan dinyatakan lulus berkas.
    • Memiliki perilaku yang baik dan berakhlakul karimah .
    • Berkomitmen menjalankan studi di IUA.
    • Memiliki surat keterangan izin dari orang tua.
    • Minimal sudah bisa berbahasa arab dan inggris pasif.
    • Mempunyai hafalan AI-Qur'an min 3 juz (juz 28, 19, dan 30) untuk umum dan 5 juz mutqin untuk jurusan Tahfsir dan Ilmu AI-Qur'an.
    • Bebas dari HIV/AIDS.

              2. Khartoum International Institute For Arabic Language (KIIFAL)

              Sumber gambar: Andini.

              KIIFAL (Khartoum International Institute For Arabic Languange) atau dalam bahasa arab dikenal dengan معهد الخرطوم الدولي للغة العربية adalah perguruan tinggi yang menfokuskan pada pembelajaran bahasa arab untuk penutur non Arab. Jenjang yang ditawarkan adalah Sarjana (S1) dan Magister (S2). Fasililitas yang bisa di dapat di kampus ini seperti asrama, perpustakaan hingga masjid. Kampus ini letaknya bersebelahan dengan International University Of Africa.

              Gagasan mendirikan Institut ini berawal pada awal Dekade Kelima Abad Kedua Puluh (1950), ketika Kementerian Pendidikan di Sudan menyadari pentingnya pengajaran bahasa Arab dengan dasar ilmiah yang modern. Hal ini dikarenakan kebutuhan sebagian warga Sudan yang hanya berbicara bahasa lokal dengan berbagai dialek. Kebutuhan Lembaga ini muncul dalam rangka mempersiapkan generasi yang memiliki spesialisasi kemampuan dalam pengajaran bahasa Arab untuk mengajar penutur non-Arab, selain melakukan penelitian dan studi lapangan di bidang ini.

              Pada tahun 1972, Pemerintah Sudan menyampaikan sebuah memorandum kepada Konferensi Menteri Pendidikan Arab, menyerukan upaya integrasi bahasa agar bangsa Arab untuk mendirikan Institut. Konferensi Arab menyetujui usulan Sudan, mengingat proyek semacam itu bertujuan untuk menyebarkan Bahasa Arab baik di tingkat regional maupun global, terutama di negara-negara Afrika dan Asia yang berhubungan dengan budaya Islam dunia Arab. Para peserta konferensi merekomendasikan Organisasi Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmiah Liga Arab untuk mengadopsi proyek Institut yang diusulkan.

              Organisasi Liga Arab secara sadar mengadopsi proyek tersebut dan memberikan prioritas di atas semua proyek lainnya, dan pada tahun 1973, sebuah komite dibentuk, yang terdiri dari para ahli dari Organisasi Liga Arab dan Kementerian Pendidikan Sudan, yang menyusun rincian proyek tersebut.
              Pada tahun 1974, Konferensi Umum Organisasi Liga Arab memutuskan, dalam sesinya yang ke-19, untuk mendirikan Pusat Pengajaran Bahasa Arab Internasional Khartoum.

              Organisasi Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmiah Liga Arab menyimpulkan, pada tahun 1974, sebuah perjanjian kerjasama dengan negara Sudan untuk menjadi tuan rumah Markas Besar Institut tersebut. Pengajaran Bahasa Arab dimulai pada tanggal 15/10/1974 di Khartoum Center dalam rangka mempersiapkan tenaga ahli dalam pengajaran bahasa Arab kepada penutur non-Arab. Pada tahun 1977 nama Institut diubah dari Khartoum Center menjadi Khartoum International Institute for Arabic Language.

              Bagaimana prosedur pendaftaran?
              Tahap awal mendaftar di kampus ini dengan menyerahkan ijazah jenjang terakhir yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa arab, pas foto, foto copy paspor, akte kelahiran. Setelah pendaftaran maka dari pihak kampus akan memberikan qabul mabda'i (surat keterangan telah terdaftar), qabul ini berisi bukti pendaftran dan juga jadwal untuk mengikuti tes masuk.

              Kemana Mahasiswa asal Indonesia melakukan pendaftaran?
              Setiap tahunnya, Kedutaan Besar Indonesia di Khourtum Sudan memberikan kesempatan Mahasiswa asal Indonesia untuk mengikuti seleksi penerimaan program pascasarjana (S2) di kampus ini. Informasi lebih lanjut silahkan simal pada artikel publikasi ini.

              3. Omdurman Islamic University



              Omdurman Islamic University (OIU, dalam bahasa Arab: جامعة أم درمان الإسلامية Jami'ah Ummdurman al-Islamiyyah‎) merupakan Universitas Negeri di Sudan yang terletak di Oumdurman yang merupakan kota terbesar di Sudan. Kampus ini juga menjadi pilihan mahasiswa Indonesia, jenjang pendidikan juga dimulai dari Sarjana hingga program Doktoral.

              Omdurman Islamic University (OIU) didirikan pada Rabiul Awal 1332 H (1912) dengan nama al-Ma‘had al-‘Ilmiy (Lembaga Ilmu Pengetahuan). Nama itu kemudian berubah pada 1385 H (1965) menjadi Jami'ah Ummdurman al-Islamiyyah‎.
              OIU pada awal mulanya hanya memiliki fakultas-fakultas keagamaan. Kemudian pada dekade ‘60-an terjadi perkembangan cukup berarti dan hingga 1990 telah memiliki 12 fakultas di samping pusat-pusat dan unit-unit penelitian.

              Jurusan yang dapat dipilih antara lain: 
              1. Kulliyyat Ushûl al-Dîn (Fakultas Ushuluddin) dengan jurusan-jurusan: Ilmu-ilmu al-Qur’an dan Tafsir, ilmu-ilmu Hadits, Aqidah, Kebudayaan Islam, Sirah
              2. Kulliyat al-Syarî‘ah wa al-Qânûn (Fakultas Syariah dan Hukum) dengan jurusan-jurusan: Ushul Fiqh, Fiqh Perbandingan, Siyâsah Syar’iyyah (Politik Islam), Fiqh Madzhab, Hukum Islam, Fiqh Maliki, Fiqh Jinai, Fiqh al-Usrah (akhwal  syakhsiah), Qonun (Hukum)
              3. Kulliyyat al-Da‘wah wal al-I‘lâm (Fakultas Da’wah dan Informatika) dengan jurusan-jurusan: Da’wah dan Ihtisâb, Perbandingan Agama dan Aliran Pemikiran Modern, Pers dan komunikasi Masyarakat, Radio dan Televisi. 
              4. Kulliyyat al-‘Ulûm al-Ijtimâ‘iyyah (Fakultas Ilmu-ilmu Sosial), dengan jurusan-jurusan: Sejarah dan Kebudayaan Islam. 
              5. Kulliyyat al-Tarbiyah (Fakultas Ilmu Pendidikan) dengan jurusan-jurusan: Dasar-dasar Pendidikan, Psikologi Pendidikan, Kurikulum dan Metode Pengajaran.  
              6. Kulliyyat al-Lughah al-‘Arabiyyah (Fakultas Bahasa Arab) dengan jurusan-jurusan: Linguistik, Kritik Sastra, Pengajaran Bahasa Arab untuk Non Arab.

              Registrasi dan Tahapan Pendaftaran
              • Sidang Senat Fakultas dan pengesahan Dewan Pengajar menentukan waktu pendaftaran.
              Syarat Penerimaan bagi mahasiswa asing
              1. Memenuhi persyaratan akademis (telah lulus sekolah dibuktikan dengan memiliki ijazah, dll),
              2. Sehat jasmani dengan dibuktikan Surat Keterangan Dokter yang resmi (hasil Medical Check Up)
              3. Berkelakuan Baik dengan dibuktikan dengan surat keterangan dari pihak yang berwenang untuk itu (SKCK).
              Alamat:
              Omdurman Islamic University, PO Box 382, Omdurman, Sudan. Faks: 775253, Telex: SD.OIUFM 22527.

              Lama Studi
              Program Sarjana (S1) dapat ditempuh dalam tempo waktu 4 tahun, program Magister/Master (S2) dapat ditempuh dalam waktu 2 tahun dan Doktoral (S3) dapat ditempuh dalam waktu 3 tahun.

              Pembiayaan
              Biaya studi untuk jenjang Magister/Master (S2):
              • untuk sudan biayanya sebesar : 1200 US dolar
              • untuk non sudan biayanya sebesar : 3000 - 7000 US dolar
              Biaya studi untuk jenjang Doktoral/phD (S3):
              • untuk mahasiswa sudan biayanya sebesar : 1700 US dolar
              • untuk mahasiswa asing biayanya sebesar  : 6000 - 10.000 US dolar
              Namun biaya kuliah untuk orang asing dimungkinkan untuk disamakan dengan mahasiswa sudan (rusum sudaniyah) dengan mengajukan permohonan ke pihak rektorat dengan surat pengantar dari Kedutaan dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Sudan.

              Peluang beasiswa
              Universitas ini menyediakan beasiswa untuk program Pascasarjana (S2/S3) bagi mahasiswa asing termasuk mahasiswa Indonesia dan permohonan pengajuan beasiswa ini bisa melalui rekomendasi KBRI khartoum di Sudan kemudian diajukan ke Kementrian Pendidikan Tinggi (Wizarah Ta'lim Ulya) Sudan.
              Sedangkana beasiswa  untuk  pada jenjang Sarjana (S1) bisa mengurusnya melalui lembaga Wafidin (Lembaga Pemerintahan Sudan untuk urusan Mahasiswa Asing).

              Catatan bawah:
              • OIU menyediakan asrama bagi mahasiswa jenjang Sarjana (S1) dengan biaya terjangkau.
              • OIU memiliki  cabang  di berbagai negara termasuk di antaranya adalah OIU cabang Suriah.
              • Mayoritas mahasiswa asal Indonesia di OIU, tengah menempuh program pascasarjana (S2/S3).
              • Spesialisasi Perbankan Islam  dan Ekonomi  Islam berada di  bawah Fakultas Syariah dan Hukum (Kulliyat al-Syarî‘ah wa al-Qânûn)
              Sebagian tulisan disadur dari IKPM Sudan

              4. University of the Holy Quran and Islamic Sciences


              University of The Holy Qur'an and Islamic Sciences (Bahasa Arab: جامعة القرآن الكريم والعلوم الإسلامية) adalah salah satu Universitas Negeri di bawah Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi Pemerintah Sudan. Sejarah awal mula didirikan kampus ini adalah, pada tahun 1981 Universitas hanyalah merupakan sebuah Fakultas Ilmu Alqur'an dan Ilmu Bahasa. Kemudian pada tahun 1983 diubah menjadi Institut Tinggi Omdurman yang selanjutnya pada tahun 1991 secara Resmi diangkat oleh Pemerintah Nasional  menjadi Universitas. Hingga saat ini jumlah Mahasiswa Indonesia di Universitas ini tiap tahunnya semakin banyak di berbagai jenjang, baik program Sarjana (S1) sampai dengan doktoral (S3). Kampus ini juga merupakan anggota Federasi Universitas Dunia Islam.

              Program Studi yang tersedia:
              1. Kulliyyat al Qur’anul kariim  (Fakultas Ilmu-ilmu Al Qur’an), dengan jurusan-jurusan: Qiro’ah, Studi Islam, Sejarah
              2. Kulliyyat asy-Syari’ah (Fakultas Syari’ah), dengan jurusan-jurusan: Syari’ah dan Qonun, Fiqh dan ushul fiqh.
              3. Kulliat al-Iqtishod wal ‘ulumul idaariyyah (Fakultas Ekonomi dan Ilmu Manajemen)
              4. Kulliyyat al-Lughah Al ‘arabiyah (Fakultas Bahasa Arab) dengan jurusan jurusan: Sastra dan kritik sastra, Nahwu dan shorof.
              5. Kulliyyat ad-da’wah wal I’laam (Fakultas dakwah dan penyiaran), dengan jurusan: Da’wah dan hubungan masyarakat.
              6. Kulliyat at-tarbiyah ( Fakultas pendidikan ) dengan jurusan: Bahasa Arab.
              Bagaimana cara mendaftar?
              • Pendaftar dari Indonesia dapat menitipkan berkas secara murasalah kepada Mahasiswa Indonesia yang sudah aktif berkuliah di sana.
              • Persyaratan pendaftaran: https://www.quran-unv.edu.sd/ar/admission
              • Untuk lebih lanjut tentang Informasi Kuliah di University of The Holy Qur'an and Islamic Sciences Sudan. Informasi lainnya bisa melalui Website Resmi Kampus dengan Alamat: http://www.quran-unv.edu.sd/ar/

              Sumber Foto: Anthony Asael Photography

              Pertimbangan yang tidak boleh diabaikan Saat memilih untuk berangkat ke Sudan

              (Pengecekan sebelum keberangkatan)
              1. Kondisi keamanan yang kurang kondusif. Kerusuhan di Sudan dapat ditelusuri kembali hingga ke Desember 2018. Saat itu, pemerintahan Presiden Bashir memberlakukan langkah-langkah penghematan darurat untuk mencegah keruntuhan ekonomi. Pengurangan subsidi roti dan bahan bakar memicu demonstrasi di timur, dan kemarahan menyebar ke Khartoum. Protes meluas menjadi tuntutan untuk penggulingan Bashir dan pemerintahannya yang telah berkuasa selama 30 tahun. Protes mencapai puncaknya pada 6 April 2019, ketika demonstran menduduki alun-alun di depan pusat militer untuk menuntut agar tentara memaksa presiden turun. Lima hari kemudian, militer mengumumkan bahwa presiden telah digulingkan. Sejak kudeta April 2019 berhasil menggulingkan mantan Presiden Sudan Omar al-Bashir, militer dan kelompok masyarakat sipil pro-demokrasi terus berselisih memperebutkan kursi pemerintahan meski telah sepakat berdamai dan membagi kekuasaan. Kudeta militer kedua menggulingkan Perdana Menteri Abdalla Hamdok terjadi pada 25 oktober 2021. Membuat situasi politik dan keamanan di Sudan makin kelam dan larut. Kedutaan Besar Republik Indonesia di Khartoum pada bulan oktober 2021, menyiapkan cadangan logistik bagi sekitar 1.300 WNI di tengah gejolak krisis di Sudan sejak kudeta militer kedua ini. Selain itu KBRI menyiapkan kemungkinan evakuasi apabila keadaan memburuk di negara Afrika tersebut. Berita terbaru Juni 2021: KUAI RI Khartoum Sampaikan Keprihatinan Masalah Keamanan WNI di Sudan. Kuasa Usaha Ad-interim (KUAI) adalah diplomat yang mengepalai sebuah kedutaan besar atau kantor diplomatik lainnya saat duta besar vakum (beliau wafat). 
              2. Jatuhnya ekonomi dengan mahalnya harga barang. Menurut data PBB, harga makanan melonjak tajam di Sudan sejak 2019. Di sudan harga makanan tahun 2022 (januari) setara dengan 37x lipat harga makanan pada tahun 2017 (januari). Atau 15x lipat harga makanan pada tahun 2019 (januari). 9x lipat harga makanan pada tahun 2020 (januari). Dan 2.5x lipat pada tahun sebelumnya 2021 (januari). Sumber web FAO PBB.


              Sumber Foto: Zain Sudan Ramadhan.

              _________________________________________________________

              Artikel Lain: 

              Beasiswa Baznas RI untuk Mahasiswa Universitas Al Azhar Mesir dan Timur Tengah

              (termasuk Sudan)


              Setiap tahunnya, Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) RI memberikan Bantuan Pembiayaan (Beasiswa) untuk 300 Mahasiswa Universitas Al Azhar Mesir dan Negara Timur Tengah lain (termasuk Sudan) yang aktif dan telah dinyatakan diterima.


              Informasi lebih lanjut mengenai seleksi tahun 2022, bisa membaca artikel ini.

              Komentar