Turki: Negeri Persilangan Dua Benua. Apakah bisa menjadi destinasi tujuan untuk mempelajari Agama?
Turki atau Turkiye, secara resmi disebut sebagai Republik Turkiye (bahasa Turki: Türkiye Cumhuriyeti) adalah sebuah negara di kawasan Eurasia (Eropa + Asia). Wilayahnya terbentang dari Semenanjung Anatolia di Asia Barat Laut hingga daerah Balkan di Eropa Tenggara. Laut Marmara yang merupakan bagian dari Turki digunakan untuk menandai batas wilayah benua Eropa dan benua Asia, sehingga Turki dikenal sebagai negara transkontinental (negara di dua benua).
Turki adalah salah satu dari negara mayoritas Islam yang menganut paham sekuler. Di Turki urusan Agama terpisah dengan urusan negara dan pemerintahan. Sebagian besar penduduk Turki menganut agama Islam sunni dengan persentase sebesar 65% dari keseluruhan penduduk Turki. Sebagian kecil lainnya dalah kaum Syi'ah (5%) yang terdiri berbagai sekte. Sedangkan 13% adalah Muslim sekuler yang tidak mempedulikan antara sunni atau syiah pada identitas mereka. (sumber: wikipedia). Menurut survei yang dilakukan oleh lembaga penelitian sosial Perancis: Ipsos, agama Kristen adalah agama terbesar non Muslim di Turki dengan persentase sekitar 2% dari keseluruhan penduduk Turki. Sebagian besar orang Kristen di Turki berasal dari denominasi gereja-gereja ritus timur. 7% dari penduduk Turki menyatakan dirinya Atheis, Kemudian 6% Agnostik (percaya adanya tuhan namun tidak percaya bahwa hanya ada satu-satunya agama yang benar) dan Agama lainnya sebesar 2%.
Turki secara resmi menyatakan diri sebagai negara yang menganut paham sekular. Hal ini tercantum dalam amendemen konstitusi negara Turki tahun 1924 Reformasi di Turki yang dipelopori oleh Mustafa Kemal Atatürk telah mengubah bentuk pemerintahan Turki menjadi Republik dan meresmikan pemisahan urusan agama dan urusan negara. Walaupun begitu, di Turki terdapat pendidikan agama di tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah milik pemerintah dengan mata pelajaran yang diajarkan adalah pelajaran agama Islam Sunni. Masuknya pelajaran agama di sekolah-sekolah di Turki memicu kontroversi mengenai komitmen Turki sebagai negara sekuler. Keinginan Turki untuk bergabung dalam organisasi Uni Eropa tehambat akibat penolakan dari negara-negara Eropa lain yang mempertanyakan komitmen Turki dalam penegakan Hak Asasi Manusia di negaranya disamping alasan tersirat lain yang meragukan apakah sebuah 'negara muslim' seperti Turki dapat begabung dan menyesuaikan diri dalam Uni Eropa. Para politisi di Turki menyindir penolakan ini dengan menyebut Uni Eropa sebagai 'klub Kristen' yang sampai kapanpun tidak akan menerima Turki untuk bergabung sebagai bagian dari Uni Eropa.
Tradisi Tasawwuf atau Sufisme cukup populer di Turki. Berbagai tarekat (macam aliran dalam sufisme) berkembang di Turki. Sufisme kadang dipandang sebagai semacam sekte atau denominasi dimana pengikutnya pecara bahwa sufisme bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlak, membangun jiwa dan batin serta untuk memperoleh kebahagian yang abadi. Salah satu tokoh Sufisme Jalaluddin Rumi mengembangkan ajaran sufi di kota Konya di Semenanjung Anatolia, sekarang masuk wilayah kedaulatan negara Turki. Kota Konya juga dikenal sebagai pusat sufisme di dunia, di kota Konya pulalah tarian sufi pertama kali diciptakan.
Kaum tidak beragama di Turki.
Meski sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, keberadaan orang tanpa agama (Ateis atau Agnostisik) terbilang sebagai hal yang umum di Turki. Memetakan dan menghitung jumlah orang yang tidak mempercayai tuhan di Turki bukanlah perkara yang mudah, hal ini disebabkan oleh kategori 'tidak beragama' tidak diperhitungkan dalam sensus penduduk nasional di Turki. Laporan sebuah lembaga survei tahun 2013 menunjukkan 4.500.000 penduduk Turki merupakan orang-orang yang tidak beragama. Dari lembaga survei yang sama melaporkan bahwa pada tahun 2015 jumlah orang yang mengaku tidak beragama mengalami peningkatan menjadi sekitar 5.500.000 orang atau dengan kata lain 9,4% dari keseluruhan penduduk Turki adalah kaum tidak beragama. Dari 85% orang-orang yang mengaku tidak memiliki agama tersebut adalah golongan yang terbilang muda, yaitu dibawah umur 35 tahun. Karena mereka kerap mendapatkan sentimen negatif dari sebagian masyarakat Turki lain, komunitas orang-orang tidak beragama ini umumnya berkomunikasi satu sama lain melalui media internet. Di Turki terdapat sebuah organisasi bagi para kaum yang tidak mempercayai agama bernama Asosiasi Ateisme Turki (Ateizm Dernegi) yang didirikan pada tahun 2014. Organisasi ini adalah lembaga ateis pertama yang ada di kawasan Timur Tengah dan Kaukasus.
Diyanet dan Sekulerisme
sumber gambar: al monitorKonstitusi Republik Turki menjamin kebebasan beragama bagi setiap warga negaranya dan hal ini merupakan salah satu amanat utama yang mesti dijalankan oleh pemerintah negara Turki. Meskipun Turki merupakan negara yang berpaham sekuler, tapi konstitusi Republik Turki juga membebaskan setiap warga negaranya untuk memilih kepercayaan, kebebasan beribadah, dan kebebasan menyebarkan informasi keagamaan. Namun, pada kenyataannya pemerintah Turki terkesan memaksakan beberapa larangan untuk mengekspresikan atau melaksanakan kegiatan praktis keagamaan bagi setiap warga negaranya. Contoh larangan-larangan tersebut adalah aturan yang melarang perempuan menggunakan hijab atau atribut keagamaan lainnya di tempat-tempat umum seperti kantor pemerintahan dan perguruan tinggi (larangan dicabut bertahap pada tahun 2008 hingga 2013). Aturan-aturan ini dibuat dengan alasan bahwa negara Turki menganut paham sekuler sehingga merupakan kewajiban pemerintah untuk menjauhkan urusan negara dan pemerintahan terhadap urusan keagamaan.
Sementara negara sekuler lain memiliki sekolah agama dan sistem pendidikannya sendiri, Negara Turki justru mengatur dan memiliki hak penuh pada sistem lembaga pendidikannya. Di Turki para pelajar baru dapat menerima pendidikan agama setelah memasuki usia tertentu. Pembukaan sekolah atau perguruan agama secara swasta merupakan hal yang terlarang. Di Turki, sekolah agama harus berada dibawah kendali pemerintah. Pemerintah Turki membuat sekolah yang diperuntukkan untuk mendidik para calon imam yang akan bertugas di masjid-masjid seluruh Turki. Sekolah agama ini disebut dengan imam hatip lisesi. Sekolah ini mengajarkan ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum lainnya. Sekolah imam hatip lisesi dibentuk untuk mencetak para imam atau pemimpin religius di lingkungan kecil masyarakat Turki. Lulusan sekolah imam hatip lisesi tidak dapat melanjutkan pendidikannya di jenjang perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan para siswa di imam hatip lisesi memang sudah diorientasikan untuk terjun ke masyarakat sebagai imam dan ulama bukan untuk menjadi insinyur, dokter, hakim, ataupun profesi yang lain.
Pemerintah Turki mengurus urusan keagamaan Islam (sunni) penduduknya melalui sebuah lembaga negara yang dibawahi langsung oleh Perdana Menteri. Lembaga ini disebut dengan Direktorat Kementerian Urusan Keagamaan dan dalam bahasa Turki disebut Diyanet İşleri Başkanlığı atau populer dikenal dengan Diyanet saja. Diyanet mengemban tanggung jawab atas seluruh masjid (hanya masjid Sunni) di seluruh wilayah kedaulatan Turki. Diyanet memiliki wewenang untuk mengurus operasional masjid seperti merekrut pengurus dan imam masjid sebagai pegawai negeri sipil.
Sesuai dengan ketetapan konstitusi Turki, Diyanet memikliki kewajiban untuk "menjalankan tugas terkait dengan kepercayaan, ibadah, dan etika Islam, dan mencerahkan masyarakat mengenai agama mereka, dan mengelola tempat-tempat ibadah yang suci”. Diyanet juga bertanggung jawab atas khotbah jumat yang disampaikan oleh imam setiap minggu di masjid-masjid saat berlangsungnya ibadah salat Jumat. Terdapat sekitar 85.000 masjid di dalam wilayah negara Turki dan 2.000 masjid lain di luar negeri yang beroperasi di bawah pengawasan Diyanet. Diyanet menyediakan pendidikan Al-Quran untuk anak-anak dan melatih serta merekrut para imam sebagai pegawai negeri sipil untuk bertugas di masjid-masjid dibawah pengawasan pemerintah.Biaya operasional Diyanet İşleri Başkanlığı hanya diambil dari pajak dan sumbangan dari kalangan umat muslim sunni. Agama dan kepercayaan lain di Turki harus melakukan swadana untuk kebutuhan keuangan operasional kegiatan agama mereka.
Kebangkitan (Reformasi) Pendidikan Islam di Turki Modern
Mahasiswa Indonesia Melanjutkan Kuliah pada bidang Agama Islam di Turki
Penggunaan Bahasa Turki pada pembelajaran Agama
3 (tiga) Cara Mendaftar Kuliah di Turki
Terdapat setidaknya 3 (tiga) cara mahasiswa Indonesia melanjutkan studi belajarnya di Negara Turki.
1. Beasiswa Pemerintah Turki
Tujuan dari program beasiswa-beasiswa ini adalah Pemerintah Turki ingin memberikan kesempatan kepada para pelajar internasional untuk memperoleh pendidikan di universitas terbaik di Turki dan mempererat hubungan persahabatan antar negara. Beasiswa-beasiswa ini juga merupakan suatu upaya misi kebudayaan bangsa Turki untuk dapat mengharumkan negaranya di dunia pendidikan internasional: memperkenalkan bahasa dan budaya Turki menggunakan pada perwakilan negara yang menerima manfaat beasiswa. Penerima dan lulusan sebuah beasiswa inipun bertransformasi menjadi "duta" budaya dan pendidikan Turki ke negara asalnya.1.a. YTB - Turkiye Burslari Scholarship (Beasiswa Pemerintahan Turki)
Beasiswa Turki atau Turkiye Burslari Scholarships (YTB) merupakan program beasiswa fully funded yang ditawarkan oleh Pemerintah Turki kepada para pelajar dan mahasiswa Internasional, termasuk dari Indonesia untuk melanjutkan studi S1, S2, S3 di Turki.Saat ini, beasiswa YTB telah memiliki jaringan alumni lebih dari 170.000 orang yang berasal dari 160 negara diseluruh dunia, dimana mereka saling terhubung antar sesama alumni dengan berbagai profesi. Beasiswa ini menjangkau 105 Universitas dan 55 kota di Turki.
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan antara lain:
- Telah menyelesaikan jenjang pendidikan sebelumnya (SMA untuk S1, S1 untuk S2, dan S2 untuk pelamar S3)..
- Berusia maksimal 21 untuk pelamar S1, maksimal 30 untuk pelamar S2 dan maksimal 35 untuk pelamar S3.
- Dan beberapa berkas persyaratan lain yang bisa dicek pada web pendaftaran apabila masa pendaftaran sudah dibuka.
- Web dan formulir pendaftaran https://www.turkiyeburslari.gov.tr/
- Tipikal waktu pendaftaran: Pertengahan Januari hingga pertengahan Februari tiap tahun (saat ini sedang dibuka).
- Artikel minhatiy.com yang mempublikasikan pendaftaran pada tahun 2024 ini: Klik di sini. (Deadline 20 Februari 2024).
- YTB Mentorship yang diselenggarakan oleh StudyGo (endorse tidak dibayar). Bisa klik di sini.
1.b. TDV - Turkiye Diyanet Burlari (Beasiswa Keagamaan Turki)
Cakupan Beasiswa:
- Gratis biaya perkuliahan hingga lulus termasuk kursus bahasa Turki (TÖMER) dan kursus bahasa Arab.
- Tunjangan setiap bulan.
- Tiket pesawat PP Indonesia-Turki setiap tahun.
- Tempat tinggal berupa asrama dengan fasilitas makan 3x sehari, dsb.
- Asuransi kesehatan.
- Gratis camp musim panas dan musim dingin (berisi tambahan kursus bahasa Turki, bahasa Arab, termasuk kegiatan olahraga, renang, dan rekreasi lainnya)
- Berbagai kegiatan lainnya, seperti: Studi Ekskursi pada situs bersejarah dan kota lainnya, Piknik dan berbagai aktivitas sosial, Konferensi, Simposium, Penelitian Akademik, dll.
Persyaratan Pendaftar:
- Maksimal berusia 21 tahun.
- Merupakan lulusan SMA/SMK/Sederajat atau pelajar kelas 12 dengan hasil akhir yang baik (minimal 70% dari nilai maksimal. Misal: nilai minimal 70 apabila standard nilai maksimal adalah 100).
- Tidak pernah mengulang atau dikeluarkan dari sekolah.
- Tidak pernah mendapatkan hukuman/Surat Peringatan (SP) dari sekolah.
Bagaimana cara mendaftar?
- Artikel minhatiy.com yang mengulas pendaftaran pada tahun 2024: Klik di sini.
- Waktu Pendaftaran: 15 Januari 2024 sampai dengan 29 Februari 2024.
2. Kuliah ke Turki dengan Pendaftaran melalui Agensi atau Mediator (bukan Beasiswa)
Selanjutnya, kami akan merekomendasikan beberapa agensi yang layak kamu pertimbangkan untuk membantu proses pendaftaranmu di negara Turki, endorse dari kami ini tidak dibayar oleh pihak agensi, dan mereka tidak memiliki hubungan apa-apa dengan penulis atau web minhatiy ini.Markaz Arabiyah - Pare
StudyGo !
3. Pengajuan Pendaftaran Secara Mandiri (bukan Beasiswa)
Siapa sangka, menjalani hidup di Turki cukuplah mudah karena biaya hidup yang perlu kamu keluarkan relatif murah dan tak sebanding dengan kualitas yang akan kamu dapatkan selama berada di Turki. Selain itu, jika kamu tertarik kuliah di luar negeri, maka hanya turki yang menawarkan biaya hidup yang tergolong murah di antara negara lainnya.Berkas yang perlu dipersiapkan adalah berkas-berkas yang dipersyaratkan Universitas tujuan. Rata-rata universitas diatas membutuhkan ijazah atau surat keterangan lulus yang telah diterjemahkan ke bahasa turki. Selain itu kamu juga harus melampirkan transkrip nilai SMA kamu.
Nilai yang kamu miliki kemudian berkompetisi dengan para pendaftar yang lain. Jika nilai yang kamu miliki, termasuk di atas nilai minimal yang mereka syaratkan, maka kamu bisa mendapatkan kursi di universitas.
Standar nilai yang akan ditetapkan bergantung pada fakultas yang kamu ambil. Misalnya untuk bisa masuk ke fakultas kedokteran, kamu harus memiliki nilai rata-rata minimal 90.
Komentar
Posting Komentar